wiseguy
by wiseguy

Lansekap film superhero kini punya persepsi berbeda tentang karakter Joker. Kisah sempalan dan akting ciamik Joaquin Phoenix diprediksi rebut Oscar!

Besutan baru Todd Phillips, Joker, segera mengundang aparesiasi di mana-mana. Film ini dipuji sebagai “penemuan ulang film superhero paling berani sejak The Dark Knight; sebuah dokumen asli yang akan dicatat sebagai film paling transgresif pada abad ke-21.” Karakter Joker jadi berbeda berkat skenario yang ditulis sang sutradara bersama Scot Silver, akting luar biasa Joaquin Phoenix, serta aktor pendukung Robert De Niro.

Apa dan bagaimana di balik ini semua? Ketahui yuk film yang minggu ini lagi tayang di bioskop tanah air. Biar lebih greget nontonnya!

 

Triler psikologis, cerita asli karakter Joker  

Bergenre triler psikologis, Joker dibuat berdasar karakter DC Comics, yang jadi pembuka lini baru DC Black, yakni film yang berdiri sendiri tapi tetap berbasis DC. Joker​​​​​​​ merupakan cerita asli untuk karakter Joker​​​​​​​, berlatar tahun 1981 yang mengisahkan Arthur Fleck, komedian gagal yang memasuki kehidupan penuh kejahatan dan kekacauan di Gotham City. Para sineas menyebut jenis film ini sebagai ‘character study.’ Selain Phoenix dan De Niro, film ini didukung Zazie Beetz dan Frances Conroy.

Joker digambarkan sebagai “studi karakter penuh liku tentang Arthur Fleck, seorang pria yang diabaikan oleh masyarakat,” yang kisahnya fokus pada asal-usul arch musuh ikonik, kisah asli dan berdiri sendiri yang tak pernah ditampilkan sebelumnya di layar lebar.

Sang sutradara, plus mitra penulis skenario, terinspirasi studi karakter era 1970-an, serta Taxi Driver dan The King of Comedy, film yang dibesut Martin Scorsese dan dibintangi De Niro. Tentu saja, tetap berdasar novel grafis Batman: The Killing Joke (1988) sebagai premis film, meski tak ada komik khusus sebagai sumber inspirasinya.

Film ini juga jadi berbeda berkat penggalian dan totalitas akting Phoenix atas karakter Joker yang muram, jahat, sekaligus manusiawi. Untuk peran ini, Phoenix mengaku tak mengacu film-film Joker sebelumnya.

 

Karakter Joker, siapa terbaik-terburuk selama ini?

Joker adalah waralaba pertama dari live-action Batman berperingkat-R dari Motion Picture Association of America, karena mengandung adegan kerasan. Bisa jadi, di Indonesia berstempel “17 Tahun”.

Ditayangkan perdana di Festival Film Venice ke-76 pada 31 Agustus 2019 lalu, Joker gaet Golden Lion, penghargaan tertinggi festival. Film ini mendapat ulasan positif dari para kritikus dan pujian khusus bagi akting Phoenix. Diprediksi Joker jadi penantang kuat di banyak festival film, termasuk Oscar Februari mendatang, terutama kategori Aktor Terbaik.

Meski begitu, Joker juga tak berarti kebal kritik. Film ini disebut “berorientasi dewasa, kurang aksi dan efek visual, bahkan tak ada spandex segala.” Ya, film ini memang bersemangat indie, dan memberi penggemar DCEU sebuah selera berbeda.

Sebagai movie lovers, pernahkah kalian kenal karakter Joker yang dimainkan Mark Hamill dalam Mask of the Phantasm (1993)? Brent Spiner dalam Young Justice Series (2010)? Juga Zach Galifianakis dalam The LEGO Batman Movie (2017)? Atau juga Cesar Romero dalam The Batman Series (1966)?

Suicide Squad

Situs People menyebut, setidaknya ada 13 aktor yang pernah perani karakter Joker sebelum Joaquin Phoenix. Aktor paling diingat, karenanya jadi ikonik, disebut Jack Nicholson dalam Batman (1989). Sementara aktor terbaik yang peraninya Heath Ledger dalam The Dark Knight (2008). Untuk peran ini, Ledger bahkan memboyong Piala Oscar 2009 sebagai Aktor Pendukung Terbaik.

Lalu, siapa terburuk? Kategori ini musti hati-hati menyebutnya. Sebagian menyebut, The Joker dalam Suicide Squad (2016) yang diperani Jared Leto sebagai yang terburuk. Tapi, sebagian lain penggemar fanatik Leto tak setuju kesimpulan ini.

Joker

Kamu di pihak mana? Yang jelas, Joker ala Joaquin Phoenix mustilah kita sambut dengan antusias, bukan?