wiseguy
by wiseguy

Mendadak, keluarga seorang dokter bedah diserang secara brutal oleh orang asing. Sialnya, polisi tak mampu ungkap kasus ini. Dalam Death Wish, Bruce Willis masih bertaji, yang bikin penonton nyaris lupa bernapas!

Usia boleh bertambah matang, tapi citra Bruce Willis sebagai si jagoan tangguh tetap bertahan. Itu dibuktikannya lewat aksinya dalam Death Wish besutan Eli Roth.

Selain Bruce Willis, drama kriminal yang juga diperani Vincent D'Onofrio, Elisabeth Shue, Camila Morrone, Dean Norris, Kimberly Elise, Len Cariou, dan Jack Kesy ini mengisahkan Dr. Paul Kersey, yang diperani Bruce Willis, dokter bedah yang isteri dan anaknya diserang orang tak dikenal. Saat polisi gagal ungkap kasus ini, sang dokter bertindak dengan caranya sendiri.

Jika familiar dengan cerita Death Wishbisa jadi dugaan Anda benar. Inilah daur ulang film berjudul sama yang  dirilis pada 1974 dan diperani Charles Bronson. Meski Willis dan Bronson sama-sama perani karakter Paul Kersey, versi aslinya digambarkan sebagai “arsitek asal New York yang perilakunya amat sopan, menghadapi pembunuhan brutal isteri dan pemerkosaan puterinya, tak mendapat keadilan, dan akhirnya harus bertindak sendiri.”

Jika Bronson tampil dengan citra mistisnya dan jauh dari ekspresif, Willis perani Kersey sebagai ayah yang penuh kasih sayang dan menikmati hidupnya. Ia akan membatalkan makan malam ulang tahun anggota keluarganya demi bergegas ke ruang gawat darurat rumah sakit. Istri Kersey, Lucy (Elisabeth Shue), dan puterinya, Jordan (Camila Morrone) yang baru berkuliah, memuja kehidupan sempurna yang dia ciptakan. Dan Willis memeraninya dengan baik.

Death Wish

Death Wish  yang kini ditayangkan secara streaming di CATCHPLAY, sebaiknya dinikmati penonton dewasa. Bukan karena elemen pornografinya, tapi sejumlah adegannya yang sadis bisa bikin perasaan miris. Ketegangannya bikin penonton bisa tak beranjak dari kursi. Bahkan bisa jadi lupa bernapas!

Makin matang makin sangar!

Walter Bruce Willis, begitu nama lengkap aktor ini dan punya nama panggilan Bruno, tampaknya tetap diincar sutradara meski usianya merambat tua. Setelah Death Wish, ia yang kini 63 tahun sibuk dengan penyelesaian Reprisal (2018) yang disutradarai Brian A MillerAir Strike (2018) besutan Xiao Feng, Glass (2019) yang diarahkan M. Night Shyamalan. Serta empat proyek lain, di antaranya Die Hard: Year One yang dibesut Len Wiseman, sekuel berikutnya dari seri Die Hard.

Bruce mulai terkenal di akhir 1980-an, dan tetap jadi salah satu bintang terbesar Hollywood, sebagian besar berkat peran John McClane dalam seri Die Hard.

 

Setelah audisi tak terhitung banyaknya, Willis mengawali karier lewat peran dan adu akting dengan Cybill Shepherd, dalam seri komedi romantis TV yang cukup sukses, Moonlighting (1985). Saat ia terpilih bintangi Die Hard (1988), dan merajai box-office di seluruh dunia, Hollywood bak mendapat jagoan baru. Rilis Die Hard 2 (1990) yang ditunggu-tunggu pun kembali menuai sukses. Lima tahun kemudian, sukses itu terulang lewat Die Hard with a Vengeance (1995), yang juga dibintangi Samuel L. Jackson.

Bruce yang kemudian menikahi aktris Demi Moore, punya tiga anak perempuan sebelum perceraian mereka pada 2000, adalah juga penyanyi. Tak banyak yang tahu, ia pernah mencoba peruntungan lewat olah vokal dengan merilis album The Return of Bruno pada 1987. Musik yang dibawakannya beraliran RnB. Sayangnya, karier musiknya tak secemerlang di dunia film.

Di kemudian hari, Bruce tetap bermain memukau. Seperti dalam Acts of Violence (2018) yang dibesut sutradara Brett Donowho, dalam G.I. Joe: Retaliation (2013) yang beradu akting dengan Dwayne Johnson, Channing Tatum, Adrianne Palicki, juga dalam Looper (2012) yang bermain bersama Joseph Gordon-Levitt dan Emily Blunt. Pun dalam Red 2 (2013) yang didukung Helen Mirren dan John Malkovich, serta The Cold Light of Day saat ia bemain dengan Henry Cavill.

Looper

Makin matang makin sangar, apa kiat Bruce Willis bertahan di Hollywood? “Rambut rontokku adalah cara Tuhan mengatakan aku tetap manusia,” kata pria berkepala botak ini. “Aku selalu berusaha pergi kerja, dan sangat berkonsentrasi saat pulang menemui anak-anak gadisku.”